Selasa, 26 Januari 2010

Google Menunda Peluncuran Dua Ponsel Berbasis Android di Cina

Google mengatakan telah menunda peluncuran dua ponsel berbasis Android di Cina setelah sengketa dengan pemerintah atas sensor, yang seharusnya resmi diluncurkan pada hari rabu.

Pengumuman datang dari pemerintah Cina mengatakan Google dan perusahaan asing lainnya harus mematuhi hukum negara dan tradisi negara tersebut.

Google mengatakan pekan lalu bahwa telah ditargetkan dalam serangan cyber yang canggih diduga berasal dari Cina. Serangan itu berpikir untuk menargetkan e-mail account aktivis hak asasi manusia.

Sebagai balasannya, Google mengatakan tidak akan lagi menyensor hasil mesin pencari di Cina bahkan bisa sampai harus menutup operasinya di negeri ini.

Google telah merencanakan untuk meluncurkan dua handset berjalan dengan sistem operasi Android dalam kerjasama Samsung dan Motorola.

"Peluncuran kami telah mengerjakan dengan China Unicom telah ditunda," kata juru bicara Google.

China Unicom adalah penyedia jaringan di negara ini.


Berita datang dari wartawan asing yang berbasis di Beijing mengklaim jua sebagai korban serangan Cyber Cina.

Menurut Wartawan Asing 'Club website cina (FCCC) email dari account Gmail mereka "sedang diteruskan ke alamat orang asing".

"Kami mengingatkan semua anggota urnalis di Cina telah menjadi sasaran khusus dari serangan hacker dalam dua tahun terakhir. Harap berhati-hati tentang apa yang Anda mlakukan, apa membuka lampiran e-mail Anda , dan jangan menjalankan pemeriksaan virus secara teratur," dia mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Ini juga mengeluarkan daftar untuk 400 anggota untuk membantu mereka mengamankan account Gmail.

Organisasi hak asasi manusia Reporters Without Borders mengatakan pihaknya "sangat terganggu dan marah" oleh serangan.

Reporters Without Borders mengatakan account e-mail merupakan "pelanggaran serius privasi mereka, pekerjaan profesional mereka dan kebebasan mereka untuk menyediakan berita dan informasi".

"Para hacker yang menargetkan wartawan asing yang berkarir di Beijing mungkin berusaha untuk mendapatkan rincian kontak dan informasi tentang aktivis hak asasi manusia yang berbicara kepada pers internasional," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Kami sangat mengutuk serangan ini dan kita sebut pada pelayanan industri dan teknologi informasi untuk memberikan penjelasan," katanya menambahkan.

Itu juga mengkritik Microsoft gagal untuk mengikuti sikap keras Google.

Microsoft mengakui bahwa browser Internet Explorer adalah lemah link dalam serangan baru-baru ini di sistem Google.

Akibatnya, pemerintah Perancis dan Jerman telah memperingatkan warganya untuk beralih ke browser yang baru seperti Firefox atau Google Chrome.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar